Cerita Bapak Pedagang Kacang Rebus (Kadang laku, Kadang Tidak)
Cerita Bapak Pedagang Kacang Rebus di GOR Agus Salim "Pak jangan duduk di sana, di atas saja," seketika itu saya menyodorkan uang kertas 10 ribu, dan ia pun mengambil kembaliannya.
Dia itu bapak penjual kacang rebus di GOR Agus Salim. Dari ujung jalan terlihat, ia tergopoh-gopoh dengan beban satu keranjang kacang di atas kepalanya. Walau usia sudah senja, tak mengurungi niat si bapak menjajakan kacang rebus di sepanjang jalan.
Katanya, berjualan kacang rebus di GOR itu untung-untungan, kadang laku, kadang tidak. "Kalau tidak laku di sini, saya terpaksa pindah jualan ke Pantai Padang jalan kaki, " seketika ia langsung beranjak dan pergi, saya panggil," Bapak, saya mau tambah satu bungkus lagi.. Oh iya, Anak bapak sekarang di mana?," Ia jawab, "Anak saya hanya satu perempuan dan sudah menikah," "jadi bapak kerja untuk membiayai hidup sendiri, "bisik saya saat sodorkan uang 5000 " untuk kami, saya dan isteri,"katanya.
saya lanjutkan, "berapa dapat sehari pak," Dia terdiam, lalu berbisik, "paling banyak 100 ribu, kadang cuma laku satu bungkus, jadi kalau kacang ini gak habis, saya bawa pulang saja. Sekarang agak susah jualan kacang, sebab orang pada kurang berminat. Kalau bukan jualan kacang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saya tak tahu mau kerja apa?, "ia pun berlalu.
Komentar
Posting Komentar