Menyambangi Pameran Ilustrasi Manuskrip dan Karya Intelektual Minangkabau


Sejumlah Manuskrip Penting dan Bersejarah Ditemukan di Kandang Ayam

Sejumlah foto ilustrasi manuskrip dan karya intelektual, buku-buku karya para penulis dari Sumatera Barat, dokumentasi sejumlah sastrawan, dan sejumlah barang yang berkaitan dengan dunia kepenulisan ditampilkan dalam sebuah pameran di Minangkabau Corner Unand.

Beberapa naskah kuno dan lukisan lama terpajang rapi di setiap sisi ruang Minangkabau corner, Universitas Andalas (Unand). Naskah kuno itu diketahui sudah ada sejak tahun 50 an ke atas. Semua koleksi itu dipamerkan dalam salah satu mata kegiatan Silek Arts Festival, program Indonesiana 2018 diSumatera Barat. 

Menurut Kokurator acara, bagian sastra, Esha Tegar Putra, menjelaskan, bahwa sebagian besar koleksi tersebut ia dapatkan dari teman-temannya. Sudah lima tahun ia berburu koleksi manuskrip dan karya intelektual lainnya terkait Minangkabau.

"Kami berburu karya kuno Minangkabau ini mulai dari lapak online, lapak-lapak bekas dan toko buku. Namun belum semuanya bisa terkumpul. Sebenarnya masih ada koleksi kuno lainnya, tapi kami gak berani bawa, takut rusak, risikonya cukup tinggi, "ujarnya. 

Ia jabarkan bahwa karya kuno ini, merupakan kumpulan hasil karya para  penulis Minangkabau yang hebat seperti Syaffruddin Arifin, Soeman H. S, AA Navis, Yuriwal, ST. Iskandar dan banyak lagi penulis lainnya. 

" Ini baru usaha awal kami untuk mengumpulkan sejumlah karya sastra kuno. Ini belum maksimal kalau dijumlahkan baru sekitar 1000 lembar yang terpajang pada pameran ini. Yang terdiri dari buku, arsip dokumen yang ditulis tangan, antalogi puisi dan novel,"bebernya.

Ia ceritakan, bersama rekannya lakukan riset ke beberapa penulis lama dan langsung mendatangi rumah penulis tersebut. "Kami langsung turun ke rumah penulis menjemput koleksi karya mereka. Sayangnya ada beberapa diantara keluarga pemilik yang meletakkan arsipnya di kandamg ayam, padahal itu karya penting. Sehingga kami memberikan sosialisasi bagaimana cara yang tepat merawat hasil karya tersebut. Sayang sekali kalau rusak, ini kan khazanah pengetahuan Minangkabau, "ujarnya. 

Kedepannya pihaknya akan melakukan pameran lagi kesejumlah daerah seperti Kota Padang,  Payakumbuh, Makassar,  memamerkan karya Minangkabau." Saya berharap akan ada pameran yang lebih besar lagi nanti. Kalau sudah demikian maka koleksi kami ini akan jadi database bagi ilmuwan ataupun mahasiswa yang akan melakukan riset dan menggali lebih dalam lagi tentang karya Minangkabau ini, "tuturnya. 

Nantinya, sebutnya, koleksi ini akan dikembalikan lagi ke pemiliknya, dan menyimpannya dengan hati - hati, sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan maka bisa langsung kontak pemiliknya. 

" Pengumpulan akan terus berlanjut. Dan kami berharap pemilik bisa menyimpannya dengan hati-hati agar tak rusak, "ucapnya. 

Disamping itu, Koordinator Minangkabau Corner, Pramono, menjelaskan bahwa salah satu cara melestarikan dan mengenalkan kembali karya kuno minangkabau adalah dengan pameran ini. Pihaknya tengah berusaha mengumpulkan peninggalan karya kuno tersebut di beberapa daerah seperti Payakumbuh, Solok, Cupak, Sijunjung dan Pariaman. 

"Kami tengah berusaha mengumpulkan manuskrip tersebut agar tidak punah. Soalnya masyarakat sendiri menyimpannya di tempat yang tak sesuai, akibatnya banyak kertas dari manuskrip tersebut rusak. Ini yang akan kami selamatkan,"bebernya sambil menjelaskan bahwa umur manuskrip tersebut sudah tua sejak abad 17 sampai 20 an. 

Namun kendala dari itu semua adalah anggaran, pihaknya harus menunda untuk membawa manuskrip tersebut lantaran biaya untuk pemyimpanan dan kebutuhan lainnya masih belum cukup. "Kadang sekarang kami turun ke lapangan tahun depannya baru bisa kami selamatkan, ternyata kondisi manuskrip tersebut sudah rusak," pungkasnya. 

Disamping itu, salah satu pengunjung dari Jurusan Sastra Daerah, M Husin Un, mengatakan bahwa pameran ini salah satu bentuk mambangkiak Batang Tarandam, lantaran makin lama Minangkabau semakin pudar. "Pameran ini salah satu sarana mengembalikan lagi  Minangkabau," tukasnya. (*)

Komentar

postingan populer